Jumat, 18 Desember 2009

tips 6

WABAH BUNUH DIRI
(Pengantar Makalah)

Sebuah permasalahan begitu menarik perhatian saya akhir-akhir ini, yaitu merebaknya peristiwa bunuh diri di masyarakat kita. Orang-orang dengan begitu mudahnya mengakhiri hidup tanpa berfikir panjang. Wabah bunuh diri ini seolah menjadi tren baru yang banyak diminati masyarakat dewasa ini, tanpa mengenal batasan status sosial, ekonomi, pendidikan, maupun usia. Bunuh diri tampaknya dianggap sebagai dewa penolong yang memberi solusi bagi setiap permasalahan.
Studi kasus yang akan saya paparkan dari 3 peristiwa serupa dengan latar berbeda yang terekspos media, diantaranya:
Kasus 1
Seorang siswa Sekolah Dasar berusia 12 tahun di salah satu daerah di Indonesia ditemukan tewas tergantung di kamarnya. Kemudian diketahui penyebab bunuh dirinya itu adalah karena ia tidak lulus dalam Ujian Akhir Nasional (UAN).
Kasus 2
Seorang ibu di Bandung tega menghabisi nyawa keempat anaknya kemudian ia sendiri mengakhiri hidupnya. Himpitan ekonomi membuatnya gelap mata dan akhirnya menyerah pada hidup dengan jalan tersebut.
Kasus 3
Peristiwa bunuh diri yang dilakukan oleh seorang pemuda yang baru menyelesaikan studinya di Australia juga menggemparkan masyarakat kita baru-baru ini. Motifnya belum diketahui dengan pasti, tetapi tampaknya ekonomi bukan menjadi alasan baginya untuk melepaskan nyawa dengan sia-sia.
Ketiga kasus di atas menunjukkan pada kita bahwa tidak ada batasan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial, atau ekonomi bagi pelaku bunuh diri. Kesamaan yang kita temukan adalah sudut pandang mereka terhadap persoalan yang dihadapi dan jalan yang dipilih. Mereka menganggap bahwa bunuh diri merupakan solusi terbaik untuk melepaskan beban mereka. Para pelaku tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka menambah persoalan baru yang tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga orang lain.
Permasalahan yang saya temukan adalah:
1. Mengapa orang dengan mudah mengakhiri hidupnya tanpa mempertimbangkan akibat yang akan ditimbulkannya?
2. Benarkah bunuh diri itu sebuah solusi?
3. Apakah bunuh diri yang banyak terjadi di masyarakat merupakan adaptasi dari tradisi harakiri di Jepang?
4. Mengapa bunuh diri begitu cepat mewabah di masyarakat kita?
5. Adakah korelasi antara budaya, kepedulian masyarakat dengan peristiwa bunuh diri?
Sangat disayangkan, kesempatan hidup yang Allah berikan dibuang secara percuma. Suatu bangsa bagai rantai yang seharusnya saling menguatkan antar elemennya. Mungkin kesadaran inilah yang kurang dimiliki oleh masyarakat kita sehingga terbentuk individu-individu dengan tingkat egoisme yang begitu tinggi. Dari permasalahan-permasalahan di atas, saya merasa tertarik untuk mengembangkannya melalui perspektif agama, sosiologi, dan psikologi.
Bagi rekan-rekan pembaca yang memiliki bahan bagi materi tersebut, ide, saran maupun kritik, saya sangat membuka diri dan mengharapkan dukungan dari semua pihak. Mari kita sama-sama memperbaiki tatanan moral bangsa, dimulai dari lingkungan terdekat kita demi terciptanya kualitas hidup bangsa yang lebih baik.

tips 5

SAAT KEADILAN TAK MAMPU DISUARAKAN

Negeri ini adalah negara hukum, negara yang berdasarkan keadilan dan berlandaskan hukum. Kita patut bangga kala penegak hukum berhasil membekuk dan memvonis pencuri bibit kapuk randu dan pencuri semangka. Hukum telah ditegakkan dengan baik terhadap masyarakat negeri ini. Sebuah keberhasilan yang patut diacungi jempol.
Negeri ini adalah negara hukum, negara yang berdasarkan keadilan dan berlandaskan hukum. Patutkah kita berbangga kala koruptor terbahak-bahak menyaksikan vonis yang diterima pencuri kapuk randu, menertawakan kebodohan pencuri semangka yang baru mencuri semangka saja sudah tertangkap sementara ia begitu cerdas berkelit dari jerat hukum setelah berhasil menggasak nominal di luar nalar?
Negeri ini adalah negara hukum, negara yang berdasarkan keadilan dan berlandaskan hukum. Kita patut berbangga kala sebuah rumah sakit berhasil mendapatkan keadilannya. Hukum berhasil menjerat pelaku yang dianggap merugikan rumah sakit melalui pencemaran nama baik. Keuntungan berlipat diterima pusat pelayanan kesehatan masyarakat tersebut. Mungkin kita harus angkat topi atas keberhasilan itu.
Negeri ini adalah negara hukum, negara yang berdasarkan keadilan dan berlandaskan hukum. Haruskah kita berbangga kala seorang pasien mendekam dalam tahanan dan harus membayar kekalahannya dengan nominal fantastis hanya karena ia berkeluh kesah pada sahabatnya atas pelayanan kesehatan yang kurang maksimal? Pelayan masyarakatkah atau pembunuh rakyat?
Negeri ini adalah negara hukum, negara yang berdasarkan keadilan dan berlandaskan hukum. Tetapi masih pantaskah negeri ini disebut negara hukum saat keadilan tak lagi mampu disuarakan? Saat keadilan tak lagi lagi mampu melindungi masyarakat? Saat keadilan hanya menjadi simbol kekuatan kelompok-kelompok kebal hukum?
Negeri ini adalah negara hukum, negara yang berdasarkan keadilan dan berlandaskan hukum. Seharusnya hukum menjadi pelindung masyarakat, menjadi wadah keadilan agar keadilan tak lagi membisu.

tips 4

SEJARAH = KOMIDI PUTAR

Menurut saya, sejarah itu tak ubahnya sebuah komidi putar. Selalu ada pengulangan peristiwa meski dalam wajah berbeda. Hal itu terjadi disebabkan pola pikir manusia yang berbentuk lingkaran. Kita selalu melandaskan pemikiran pada pendapat-pendapat atau ide-ide terdahulu. Sehingga pola yang terbentuk akan menjadi sebuah lingkaran.
Saya setuju dengan sebuah pepatah lama yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Di dalam pengalaman terdapat banyak solusi dan hikmah yang tersimpan. Kita bisa belajar melalui pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain, bangsa sendiri atau bangsa lain, peradaban kini atau peradaban lampau, dan lain sebagainya. Dengan mempelajari pengalaman sebaik-baiknya, langkah kita akan jauh lebih baik dan kemungkinan terjadinya kesalahan yang sama akan dapat dihindari meski peristiwa yang terjadi serupa dengan yang lalu.
Namun akan menjadi hal berbeda kala kita menemukan pernyataan yang mengungkapkan bahwa kesempatan hanya datang satu kali. Kalau kesempatan hanya datang satu kali, maka manusia akan jatuh di jurang kehancuran karena keputusasaan ketika kesempatan pertama dan terakhirnya berlalu. Saya lebih cenderung meyakini bahwa kesempatan akan senantiasa hadir bagi individu yang mampu membaca setiap peluang yang tersedia. Tetapi tentunya kesempatan yang hadir tidak selalu dalam bentuk yang sama.
Maka, meskipun sejarah senantiasa berulang, akan menunjukkan wajah berbeda sesuai dengan cara kita memandang dan mengatasi sejarah tersebut. Layaknya komidi putar, akan menjadi begitu menyenangkan, menakutkan, atau justru menjemukan. Semuanya tergantung pada sudut pandang dan solusi yang kita gunakan. Belajar dari pengalaman akan membuat kita mampu mengatasi setiap pengulangan peristiwa yang terjadi. Keikhlasan akan menunjukkan kita pada dunia yang berbeda dan jauh lebih indah.

tips 3

MENTALITAS ANAK NEGERI

Seorang anak ditemukan di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, pada pukul 08.00 WIB. Ia masih mengenakan seragam Sekolah Dasar tanpa alas kaki tatkala ditemukan oleh seorang petugas keamanan stasiun. Kemudian ia di bawa ke kantor polisi setempat. Diketahui, ternyata bocah itu berusia 9 tahun, masih duduk di kelas 3 SD. Ia kabur dari Jakarta, kemudian menjadi penumpang gelap di kereta api jurusan Jakarta-Yogyakarta. Alasannya kabur dari rumah, karena ia sering dimarahi oleh kedua orangtuanya.
Penggalan peristiwa di atas terjadi beberapa hari lalu dan ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta. Apa yang terjadi bukanlah bukanlah peristiwa pertama d negeri kita. Begitu banyak anak-anak yang lari dari rumah hanya karena masalah sepele. Masih beruntung saat anak itu ditemukan oleh petugas kepolisian atau orang-orang yang bermoral. Tetapi tidak sedikit pula anak yang tidak seberuntung itu, jatuh ke tangan orang-orang yang tidak bertanggungjawab sehingga akhirnya menjadi korban perdagangan anak.
Selemah itukah mental anak negeri?
Sedangkal itukah cara berfikir anak negeri?
Inikah hasil pendidikan moral anak negeri?
Pendidikan mulai diberikan sejak dini di lingkungan keluarga hingga lembaga sekolah. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan mental seorang anak. Kelemahan terbesar dalam pendidikan keluarga maupun sekolah adalah kontrol sosial yang sangat terbatas sehingga pengaruh buruk di luar lingkup keluarga maupun sekolah tersebut tidak terdeteksi dengan baik
Kemudahan teknologi komunikasi memungkinkan anak-anak kita memperoleh berbagai informasi yang belum tersaring dengan baik. Sehingga kondisi mental mereka yang masih labil begitu mudah menyerap informasi dan akhirnya mempengaruhi pemikiran mereka. Alhasil, berbagai aksi nekad dan konyol pun dilakukan tanpa memikirkan resiko.
Kenekadan dan kekonyolan ini bukan sesuatu yang patut dibanggakan. Bukan pula bukti kecerdasan atau keberanian dalam rangka uji nyali. Ini adalah bukti kelemahan mental anak negeri yang begitu mudah menyerah menghadapi persoalan, begitu mudah lari dari permasalahan. Bukti ketidakmampuan dalam menghadapi gelombang kehidupan.
Kelemahan pendidikan keluarga dan sekolah lainnya adalah kurangnya penanaman moral dan penanaman tanggung jawab terhadap anak. Orang tua, dewasa ini cenderung memberi kepercayaan berlebihan tanpa diiringi penekanan tanggung jawab di dalamnya. Hal ini menyebabkan anak bertindak semaunya. Padahal anak tidak akan mengetahui mana yang benar atau salah bila tidak diberitahu dan tidak senantiasa diingatkan.
Pergeseran nilai di negeri ini sudah semakin memprihatinkan. Karena itu, dibutuhkan kerjasama antara lingkungan keluarga, pihak sekolah, maupun lingkungan masyarakat dalam membentuk pribadi-pribadi yang bertanggungjawab, bermoral dan beretika. Kelemahan mentalitas anak negeri ini harus diperbaiki secepat mungkin agar tidak semakin rusak.

tips 2 hari-3

MASALAH PENGEMBANGAN 1
Bunuh diri menjadi tren di masyarakat, kaitannya dengan: a) kecerdasan emosi, b) keimanan, c) dukungan lingkungan terdekat. - Apa akibatnya bila emosi labil?
Akan bertindak di luar kendali.
- Apa akibatnya bila bertindak di luar kendali?
Akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
- Apa akibatnya bila merugikan diri sendiri dan orang lain?
Akan menyebabkan dirinya terkucilkan.
- Apa akibatnya bila dirinya dikucilkan?
Akan pudar keyakinannya terhadap Tuhannya dan terhadap orang lain.
- Apa akibatnya bila keyakinannya terhadap Tuhan telah pudar?
Dia akan merasa sendiri, lemah, dan memilih untuk bunuh diri.
MASALAH PENGEMBANGAN 2
Bunuh diri tidak diperbolehkan. - Kenapa bunuh diri dilarang?
Karena agama tidak membenarkan bunuh diri.
- Kenapa agama tidak membenarkan bunuh diri?
Karena bunuh diri tidak menyelesaikan apapun.
- Kenapa bunuh diri tidak menyelesaikan apapun?
Karena bunuh diri bukan solusi, tetapi jalan pintas bagi orang-orang yang telah melupakan Tuhannya.
- Kenapa bunuh diri bukan solusi?
Karena Allah mengiringi setiap masalah dengan sebuah jalan keluar sebagaimana Allah menjanjikan bahwa di setiap kesulitan akan terdapat kemudahan.
- Kenapa Allah mengiringi setiap masalah dengan sebuah solusi?
Karena Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dia tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kemampuannya.

tips 2 hari-2

MASALAH PENGEMBANGAN 1
Bila tes CPNS diserbu peminat secara besar-besaran, dampak yang akan timbul terhadap: a)individu, b)masyarakat, c)negara. - “Apa akibatnya bila tes CPNS diserbu peminat secara besar-besaran?”
Jawab: Akan terjadi penumpukan tenaga ahli di satu bidang saja.
- “Apa akibatnya bila terjadi penumpukan tenaga ahli di satu bidang saja?”
Jawab: Bidang lain akan kekurangan tenaga ahli.
- “Apa akibatnya bila bidang lain kekurangan tenaga ahli?”
Jawab: Negara kita akan merekrut tenaga ahli dari luar negeri.
- “Apa akibatnya bila Negara kita merekrut pekerja dari luar negeri?”
Jawab: Akan terjadi keterbatasan dan sempitnya lapangan pekerjaan bagi bangsa sendiri.
- “Apa akibatnya bila terjadi keterbatasan lapangan kerja?”
Jawab: Akan menimbulkan banyaknya pengangguran sehingga dapat menyebabkan meningkatnya angka kriminalitasdan krisis sosial.
MASALAH PENGEMBANGAN 2
Peserta tes CPNS membludak. - Kenapa peserta tes CPNS membludak?
Jawab: Karena banyak orang yang tertarik menjadi Pegawai negeri Sipil.
- Kenapa banyak orang tertarik menjadi PNS?
Jawab: Karena jaminan hidup bagi PNS semakin baik.
- Kenapa jaminan hidup bagi PNS semakin baik?
Jawab: Karena pemerintah kini memberi perhatian lebih bagi PNS melalui peningkatan berbagai tunjangan.
- Kenapa pemerintah memberi perhatian lebih bagi PNS?
Jawab: Karena pemerintah ingin meningkatkan mutu pendidikan di negara kita.
- Kenapa pemerintah ingin meningkatkan mutu pendidikan?
Jawab: Untuk menciptakan SDM berkualitas, yang dapat membawa negeri dan bangsanya ke arah yang lebih baik.

Selasa, 08 Desember 2009

tips 2 hari ke-1

MASALAH PENGEMBANGAN 1
Bila perempuan tidak menutup aurat, dampak terhadap: a)dirinya, b)orang lain, c)lingkungan -“Apa akibatnya bila perempuan tidak menggunakan jilbab?”
Jawab: Auratnya akan terlihat.
- “Apa akibatnya bila aurat perempuan terlihat?”
Jawab: Akan mngundang syahwat laki-laki.
- “Apa akibatnya bila perempuan mengundang syahwat laki-laki?”
Jawab: Kemungkinan terjadinya pelecehan seksual dan kejahatan lainnya.
- “Apa akibatnya bila terjadi pelecehan seksual?”
Jawab: Kehormayan perempuan akan rusak dan masa depannya akan hancur.
- “Apa akibatnya bila kehormatan perempuan telah rusak?”
Jawab: Akan muncul berbagai kegoncangan psikologi yang berakibat pada kegoncangan sosial dan degradasi moral, seperti merebaknya pekerja tuna susila.
MASALAH PENGEMBANGAN 2
Perempuan dan syari’at Islam, kaitannya dengan: a)jilbab, b)kehormatan, c)kedudukan, d)peran perempuan.
-Kenapa muslimah diidentikkan dengan jilbab?
Jawab: Karena Islam mensyari’atkan perempuan muslimah untuk menutup aurat.
-Kenapa Islam mensyari’atkan muslimah untuk menutup aurat?
Jawab: Karena Islam sangat menjaga kehormatan perempuan, sehingga menutup aurat menjadi salah satu cara untuk melindungi kehormatan perempuan.
-Kenapa Islam sangat menjaga kehormatan perempuan?
Jawab: Karena kedudukan perempuan sangat tinggi dalam Islam, bahkan Allah SWT hanya mengklisifikasi manusia berdasarkan tingkat ketakwaannya saja.
-Kenapa kedudukan perempuan sangat tinggi dalam Islam?
Jawab: Karena perempuan memiliki peran penting dalam kehidupan, sebagaimana pentingnya peran laki-laki dalam kehidupan.
-Kenapa peran perempuan sangat penting dalam kehidupan?
Jawab: Karena perempuan selain sebagai pondasi dan tiang penyangga rumah tangga, juga sebagai pendidik generasi penerus Islam yang dituntut untuk membentuk pribadi-pribadi berkualitas.

Kamis, 26 November 2009

Elshafani Vijsma - Hari Ke-3

AKU TAK TAHU

Malam ini aku mencoba mengurai kembali setiap langkah perjalanan hidupku. Sampai saat ini banyak hal yang membuatku tak mengerti, membuatku mencari berbagai jawaban. Aku bagai daun yang diterbangkan angin, tak tahu akan ke mana, tanpa arah.
Aku terlahir sebagai sulung dari 3 bersaudara. Kedua orang tuaku begitu menjagaku bahkan cenderung over-protective. Hingga aku terbentuk menjadi pribadi yang lemah, tak hanya lemah fisik yang membuatku mudah jatuh sakit, tetapi juga lemah secara mental. Aku begitu mudah jatuh mental, mudah menyerah, takut terhadap berbagai hal, dan senantiasa bergantung kepada kedua orang tuaku.
Meskipun demikian, aku tak pernah menyalahkan cara orang tuaku melimpahkan dan menunjukkan kasihsayangnya yang seperti itu. Aku begitu menjunjung tinggi, menghormati, dan mencintai mereka. Bagiku mereka adalah segalanya.
Hingga suatu hari seseorang membuka mataku.
Aku mengenalnya 4 tahun yang lalu saat aku masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Hari pertama masuk sekolah adalah hari yang paling berkesan bagiku. Dia senior yang mengorientasi kami, murid baru di sebuah SMA di kotaku. Saat para senior menggojlok kami, dia memberi perhatian lebih padaku juga begitu melindungiku.
Hari berganti, kedekatanku dengannya semakin bertambah. Intensitas pertemuan kami pun semakin tinggi. Awalnya aku sangat takut saat dia mendekatiku karena aku senantiasa mengingat pesan kedua orang tuaku yang melarang berdekatan dengan laki-laki. Aku mencoba memahami kekhawatiran mereka padaku. Tetapi dia sungguh membuatku merasa begitu berarti, berada di dekatnya sungguh membuatku tersanjung. Hingga akhirnya perlahan tapi pasti aku mulai mengabaikan larangan orang tuaku.
Dia sosok yang baik, menurutku. Dia selalu bersikap baik dan sopan padaku, kurasa pada semua orang pun sikapnya memang seperti itu. Alas an itu pulalah yang akhirnya membuatku memutuskan untuk menerimanya menjadi kekasihku. Dia membuatku merasa nyaman dan aman. Aku bias bercerita panjang lebar, mengungkapkan seluruh isi hatiku padanya. Kami saling bertukar pikiran, mendiskusikan berbagai hal, mencari solusi untuk berbagai permasalahan yang kami temukan.
Setelah mengenal dia lebih jauh, aku semakin merasa yakin padanya. Tetapi aku semakin jauh dengan orang tuaku seakan diantara kami ada dinding yang sangat tebal yang memisahkan. Sebetulnya dia tak pernah mempengaruhiku untuk menjauh dari orang tua, tetapi semakin bertambah usia semakin sering terjadi percekcokan antara kami. Sungguh aku sangat mencintai mereka, tetapi banyak perbedaan pendapat dan keinginan antara kami.
to be continued………………….

Selasa, 24 November 2009

SIANG INI

SIANG INI

Siang ini langit kelabu
Siang ini gerimis menemani
Siang ini daun berguguran mencium bumi
Siang ini bumi basah
Siang ini ulat menggigil di balik selimutnya
Siang ini semut beriring mencari kehangatan
Siang ini aku tergugu
Siang ini aku kelu
Siang ini aku semu
Siang ini aku tersaruk

Elshafani Vijsma - Hari Ke-2

ANGAN

Setiap orang pasti memiliki mimpi, angan, cita-cita, dan harapan. Hal ini dikarenakan manusia sebagai makhluk yang diamanati akal oleh Sang Pencipta. Selain akal, manusia pun dibekali nafsu sehingga menghasilkan berbagai keinginan. Perpaduan antara akal dan nafsu inilah yang menyebabkan manusia memiliki harapan dan berjuang menggapainya.
Namun, mengapa ada saja manusia yang putus harapan? Ada beberapa alasan yang diindikasi sebagai penyebab putusnya harapan pada manusia. Diantaranya:
· Factor pertama dan yang paling utama adalah lemahnya iman manusia. Saat manusia tak lagi percaya dan yakin kepada pertolongan Allah SWT, saat manusia tak lagi bergantung dan berpegangteguh pada Allah SWT, maka saat itulah manusia akan kehilangan asanya. Padahal Allah SWT takkan menguji manusia di luar batas kemampuannya. Allah SWT juga takkan menjauh dan meninggalkan manusia, hanya saja manusia yang mudah lalai dan meninggalkan Allah SWT.
· Kurangnya dukungan dari lingkungan terdekat juga dapat menjadi penyebab putusnya harapan manusia. Bahwa kebutuhan dasar manusia adalah keeksistensian, pengakuan, dan rengkuhan dari sekitar tak dapat dipungkiri. Siapapun dia, di manapun dan kapanpun, pasti memiliki kebutuhan dasar ini. Ketika kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi, maka besar kemungkinan menyebabkan hilangnya asa.
· Krisis kepercayaan diri menjadi salah satu penyebab mudahnya manusia kehilangan angannya. Manusia akan jauh lebih mampu menghadapi berbagai badai yang datang menyapa dalam kehidupan jika manusia memiliki kesiapan diri, salah satunya dengan kepercayaan diri secara penuh. Ketika kepercayaan dirinya hilang, maka dia akan dengan mudah tumbang meskipun hanya diterpa angin sepoi-sepoi.
Dari indikasi di atas, menjadi hal wajib bagi setiap manusia yang ingin tetap survive dalam hidup untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan keimanan, mandiri, bersikap sebaik-baiknya terhadap lingkungan, dan mengembangkan potensi untuk meningkatkan kepercayaan diri.
Berbagai angan yang dimiliki oleh manusia menyebabkan berkembangnya peradaban dan kebudayaan manusia. Kemudahan fasilitas hidup yang kita rasakan sekarang ini merupakan perwujudan mimpi, angan, dan cita-cita manusia. Tanpa cita-cita besar manusia, kita takkan mungkin dapat menikmati segala fasilitas yang ada dewasa ini.
Karena itu, janganlah kita berhenti berangan, jangan lelah menggapai mimpi, jangan takut menjemput asa, dan jangan menyerah dalam mewujudkan harapan. Di mana ada kemauan, di situ pula terbentang jalan bagi kita. Tetap berpegangteguh pada Yang Maha Kuasa dan tetap menatap masa dengan asa, niscaya kegemilangan akan menyapa.

curhatan 2

Saat kita menyadari
Bahwa hari takkan terulang
Bahwa nafas takkan kembali
Bahwa hidup hanya sekali.........
Kita tentu takkan pernah mengisinya
Dengan airmata dan duka
Hati yang luka takkan memberi duka
Lara yang menyapa takkan meninggalkan nestapa
Namun terkadang diri tak memberi
Diri tak mengganti
Diri tak berarti
Dalam kesadaran abadi

Elshafani Vijsma - Tips Pertama Lanjutan - Hari ke-1

BINGUNG 2

Masih dengan kebingungan saya yang tak ada habisnya mengenai tulis-menulis. Alasan saya masih cukup banyak untuk mengungkapkan kebingungan saya. Tapi rasanya jenuh juga bila saya hanya menceritakan kebingungan saya mengenai dunia tulisan. Saya akan mencoba menyampaikan kebingungan saya mengenai berbagai hal. Bila diantara kalian memiliki solusi untuk kebingungan-kebingungan saya ini, tolong sampaikan pada saya.
Saya bingung tentang diri saya yang kurang baik ingatannya. Saya terlalu mudah lupa akan segala hal. Saya sendiri sudah mengintrospeksi, mungkin saya kurang berkonsentrasi, atau mungkin terlalu banyak kesalahan yang saya lakukan sehingga menyebabkan kinerja memori saya terhambat. Saya bisa dengan mudah melupakan kejadian kemarin sore, atau teman saya yang baru berpisah.
Saya bingung tentang peristiwa yang terjadi dalam hidup saya. Terkadang saya berpikir, mungkin saya ditakdirkan dengan berbagai peristiwa yang tidak terjadi pada orang lain. Tetapi saya mencoba menyadari bahwa Allah memberi segala sesuatu hal pada seluruh makhluk-Nya dengan kadar yang sesuai. Mungkin saya akan jauh lebih tidak siap bila harus menghadapi peristiwa yang dialami orang lain.
Saya bingung terhadap kesiapan diri dalam menerima setiap kejutan yang terjadi dalam hidup saya. Airmata ataupun gelak tawa tak mampu saya kelola dengan baik. Saya cukup kesulitan mengelola emosi dalam diri agar terkontrol dengan baik sehingga dalam kondisi apapun takkan mengubah perilaku dan mimik wajah.
Saya bingung menghadapi orang yang membuat saya merasa tidak nyaman. Bahwa fitrah manusia mencari kenyamanan tidak dapat dipungkiri. Tetapi bagaimana seharusnya saya bersikap dalam situasi yang membuat saya merasa tidak nyaman cukup menyulitkan saya. Ikhlas sebagai kunci ketenangan jiwa ternyata sangat sulit dicari dan ditemukan. Butuh proses dan pembelajaran yang tiada hentinya.
Ternyata kebingungan saya sangat banyak, dan bila diuraikan hingga habis rasanya takkan ada habisnya. Ya, mungkin itulah proses belajar yang dikatakan Rasul s.a.w. bahwa menuntut ilmu itu dari mahdi hingga lahdi. Kita memang takkan bisa berhenti untuk mencari segala hal yang tidak kita mengerti.
Jadi, saya dan kita harus terus belajar, dalam segala hal, dengan atau tanpa lembaga. Setuju??????????????

Elshafani Vijsma - Tips Pertama - Hari ke-1

BINGUNG 1

Sesuai dengan judul, kata ini yang pertama kali terlintas dalam benak saya. Mungkin memang saya tidak ukup berminat dalam dunia tulis-menulis. Buat saya dunia ini lebih rumit dan menakutkan daripada film-film horor yang banyak diminati masyarakat Indonesia dewasa ini. Cukup banyak alasan yang melatarbelakangi kebingungan saya dalam menulis.
Alasan pertama kesulitan saya dalam menulis adalah menentukan tema apa yang harus saya tulis. Walaupun sangat banyak materi yang bisa dikemukakan tetapi bukan berarti menentukan pokok pembicaraan itu menjadi hal yang mudah. Bila materi yang harus ditulis tidak ditentukan, sungguh menjadi kendala yang besar untuk saya. Terkadang sekedar menulis pengalaman pribadi pun menjadi hal yang sulit karena bingung menentukan cerita mana yang akan kita pilih.
Alasan kebingungan saya yang kedua adalah sulitnya memulai sebuah tulisan. Terkadang butuh berhari-hari untuk menemukan satu kata pertama yang harus ditulis. Mungkin suatu saat terlintas cerita dalam angan saya, tetapi kemudian saya merasa kebingungan untuk memulai menuliskan kata pertama yang mengawali cerita dalam angan saya itu.
Alasan ketiga…………bersambung.
Saya bakal ulas alasan-alasan berikutnya di curhatan bingungnya saya.
Masih penasaran mengikuti curhat saya khan?
Tunggu di edisi berikutnya.

Kamis, 19 November 2009

curhatan 1

Kadang hidup memang tak selalu seperti yang kita harapkan. Kadang airmata harus terurai mengisi nurani. Kadang tawa terderai menghiasi hari. Semua tidak mutlak, tidak mesti, tidak harus. Semua hanya dalam bingkai "kadang".

Selasa, 17 November 2009

analisis makalah

Judul Makalah : GERAKAN PEMURNIAN ISLAM : MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB (1115-1206 H/1701-1793 M)

Penulis : Mulyawan S. Nugraha, M.Ag, M.Pd.

Pokok Analisa : 1. Isi

2. Tulisan

3. Penuturan

Tujuan Analisa : Pemenuhan tugas mata kuliah TPKI sebagai UTS semester 3 jurusan PAI, STAI Sukabumi.

Oleh : Elshafani Vijsma

Semester 3a

Pembuka

Bismillahirrahmanirrahi, alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT. Shalawat dan salam teriring kepada kekasih-Nya, Rasulullah SAW. Terima kasih tiada terkira kepada dosen mata kuliah Tuntunan Pembuatan Karya Ilmiah (TPKI) kami, Mulyawan S. Nugraha, M.Ag, M.Pd, yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk meningkatkan intelektualitas melalui tugas penganalisaan makalah beliau. Sejujurnya saya merasa malu terhadap dosen saya, selaku penulis makalah, karena jangankan untuk menganalisa sebuah karya ilmiah, teknik menulis makalah yang baik dan benar saja belum saya kuasai sepenuhnya. Tetapi saya harus berani mencoba dan terus berusaha.

Saya cukup tertarik dengan materi yang disajikan, yaitu mengenai gerakan pembaruan Islam. Paradigma kita tentang gerakan ini yang identik dengan kelompok Wahabi, bahwa Wahabiyah merupakan suatu golongan Islam garis keras yang memperkenalkan Islam secara ekstrem dan tajam. Setelah membaca makalah ini, saya mulai memahami ke arah mana Muhammad bin Abdul Wahhab (selaku pendiri Wahabi) ingin membawa umat Islam. Saya merasa kagum pada tokoh pembaharu ini karena keberanian dan kekritisannya dalam memerangi ketidaksesuaian dan penyimpangan terhadap ajaran Islam.

Secara garis besar, penulis berhasil menyampaikan latar belakang, maksud, tujuan, sejarah, dan pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab dengan gamblang kepada pembaca. Penuturannya mengalir dengan lugas sehingga pembaca tidak kesulitan menerima transfer informasi dari penulis.

Hasil penganalisaan saya secara terperinci sebagai berikut:

1. Isi

Pada pendahuluan, penulis hanya mencantumkan sedikit kata kunci yang mengarah pada judul makalah. Petunjuk utama hanya diberikan pada paragraf terakhir pendahuluan. Pokok bahasan lebih banyak mengemukakan tentang Ibnu Taimiyah, sehingga saya nyaris terkecoh bahwa penulis akan mengupas Ibnu Taimiyah dalam makalah ini, meskipun memang sejarah pemurnian Islam tak lepas dari peran penting Ibnu Taimiyah. Saya fikir, komposisi pendahuluan akan lebih mengarah pada kesesuaian judul dengan mengurangi bahasan mengenai Ibnu Taimiyah.

Kemudian pada Bab B mengenai biografi, saya menemukan beberapa hal yang terasa kurang pas penempatannya, diantaranya:

· Sub-bab 2, mengenai tempat dan tarikh lahir, paragraf kedua mengemukakan tentang wafatnya Muhammad bin Abdul Wahhab, padahal mengenai wafatnya dijelaskan khusus dalam sub-bab 5. Saya fikir, paragraf kedua dalam sub-bab 2 itu tidak perlu dan bisa diganti dengan latar belakang keluarganya secara lebih terperinci.

· Sub-bab 4, paragraf terakhir menurut saya terlalu umum karena penulis hanya mencantumkan kalimat “seorang yang pintar” tanpa menuliskan nama tokoh secara khusus. Seharusnya kalimat tersebut menjadi sifat atau kalimat keterangan/penjelas bagi sang tokoh selaku objek bahasan.

· Sub-bab 5, paragraf pertama dan kedua cukup ditulis dalam satu paragraf saja karena masih dalam ruang lingkup bahasan yang sama, serta menghilangkan kata “dan” yang terdapat di awal paragraf kedua tersebut.

Pada Bab E, paragraf ketiga merupakan pengulangan dari Bab C-sub-bab 2-paragraf terakhir. Saya rasa, penulis cukup mencantumkannya di salah satu dari kedua posisi tersebut.

Analisa terakhir mengenai isi, terletak pada penutup. Penulis menyampaikan kelemahan Wahabi sebagai aliran antirasionalis, sementara Muhammad bin Abdul Wahhab meyakini bahwa pintu ijtihad (yang merupakan upaya pencarian hukum yang tidak dijelaskan secara terperinci dalam Al-Qur’an dan hadits dengan menggunakan logika-rasional) masih terbuka. Hal ini menimbulkan kontroversi dalam pemikiran saya. Mudah-mudahan penulis berkenan memberi penjelasan kepada saya.

2. Tulisan

Saya menemukan cukup banyak kesalahan penulisan dalam makalah ini, baik itu berupa kesalahan ejaan, pengunaan kata/kalimat yang tidak baku ataupun kurang tepat, kerancuan kalimat, maupun kesalahan penggunaan tanda baca. Hal tersebut selain menyalahi aturan penulisan berdasarkan EYD, juga dikhawatirkan menimbulkan banyaknya persepsi dan salah penafsiran. Tetapi saya akan menyampaikan koreksi dari segi penulisan ini pada tulisan saya berikutnya.

3. Penuturan

Menurut saya, gaya penulis dalam menuturkan materi cukup lugas, sistematis, dan mudah dipahami. Hanya saja, pada Bab B-sub-bab 3-paragraf 3 sampai 6, penulis cenderung menggunakan gaya bahasa Melayu, yang dewasa ini telah mengalami perubahan melalui EYD, sehingga saya merasa seperti memasuki dunia tulis-menulis di era 50-an. Serta pada Bab E-sub-bab2, paragraf terakhir menceritakan tentang gerakan Wahabi dengan rincian yang terlalu rumit serta kurang tersistematis sehingga menimbulkan kerancuan dan dikhawatirkan terjadi salah penafsiran.

Penutup

Hanya ini yang dapat saya kemukakan berdasar penganalisaan makalah tersebut. Tentu dalam penganalisaan yang saya lakukan ini banyak terdapat kekeliruan dan ketidakrelevanan. Karena itu, saya memohon maaf atas hal tersebut, dan saya sangat mengharapkan saran serta kritik agar saya dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas diri. Terima kasih.

Wallahu a’lam bisshawab.

Kamis, 15 Oktober 2009

Harus Menangiskah atau Tertawa?

Maraknya masyarakat Indonesia yang berbondong-bondong berebut kursi di parlemen menjadi suatu fenomena menarik pada pemilihan anggota legislatif periode ini. Dari para akademika hingga tukang becak saling beradu argumen untuk meraih simpati warga. Terkadang aksi saling sikut, saling caci pun dilancarkan demi sebuah kursi. Sementara para pengrajin kursi tak mendapat keuntungan apapun, padahal mereka sudah bekerja keras membuat kursi-kursi berkualitas terbaik, tapi tetap saja tak dilirik oleh para kompetitor kursi parlemen.
Parlemen menjadi tempat pertunjukan teater. Para artis menjadi pemanis Senayan. Para pelawak menjadi penghibur dalam sidang-sidang anggota dewan yang terhormat. Para kompetitor yang tersingkir harus terjebak dalam kejaran lintah darat yang menyokong modal kampanye. Mereka yang tak mampu bertahan akhirnya memilih jalan pintas dengan mengakhiri hidup, meninggalkan luka bagi orang-orang tercinta. Kenyataan yang sangat menyedihkan.
Timbul pertanyaan dalam benak saya. Sudahkah para kompetitor itu memiliki cinta terbaik bagi bangsa dan negaranya hingga dengan percaya diri mengatakan bahwa merekalah yang terbaik, yang pantas dipilih, pantas duduk di tempat terhormat itu? Sudahkah mereka berbuat sesuatu bagi bangsa dan negaranya? Atau paling tidak bagi tetangga terdekatnya saja? Sejauh manakah mereka menyediakan diri sebagai penyambung lidah rakyat yang senantiasa mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadinya?
Islam memberi kata kunci :"serahkanlah segala urusan kepada ahlinya". Begitu indah Islam memberi tuntunan kepada kita dengan kalimat tersebut. Dapat dibayangkan, ketika segala urusan sudah dikerjakan oleh sembarang orang yang tidak memiliki ilmu di bidangnya, maka yang akan terjadi adalah kehancuran. Ketika masalah ekonomi diserahkan kepada dokter gigi atau pesawat terbang dikendalikan oleh seorang tukang kayu, maka dapat kita bayangkan apa yang pasti terjadi. Begitu pun dengan negara kita yang memiliki potensi luar biasa ini. Sudah seharusnyalah kita menempatkan wakil-wakil terbaik yang kita miliki, sesuai dengan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dan dibutuhkan oleh negara ini.
Kita sebagai warga negara yang baik seharusnya bersikap kritis dan dinamis. Kritis terhadap berbagai keadaan yang telah menyimpang dari kebenaran dan dinamis dalam melaksanakan pembangunan mental bangsa demi terciptanya negara yang adil dan makmur sesuai dengan cita-cita para pendahulu kita.
Designed by Animart Powered by Blogger