Sabtu, 15 Januari 2011

hari ini

Pagi ini aku beranjak, berharap mentari akan memberi semangat baru bagiku. Tetapi aku hanya bisa menelan ludah, membungkam, diam seribu bahasa.
Harap tinggal asa yang tak bertepi. Aku teramat letih untuk dapat mengurai satu per satu keresahan yang membelit.
Tuhan, betapa sulit memahami makhluk lain yang Kau ciptakan, bahkan jauh lebih sulit daripada soal-soal ujian.
Tuhan, aku bagai terdampar di negeri antah berantah yang begitu asing bagiku. Dia terlampau asik dengan dunianya, dan aku terlempar jauh ke dalam labirin yang tak berujung. Aku seakan kehilangan duniaku, matahariku, rembulanku, gemintangku, dan seluruh oksigenku.
Aku sendiri, di sini, di labirinku, di duniaku, di gelapku, di penghujung asaku.
Hai makhluk Tuhan, pendampingku terkasih, aku hanya ingin kamu sedikit mengerti. Kuberikan seluruh sisa hidupku, seluruh pengabdianku pada Tuhan melalui dirimu. Aku ingin sedikit ruang untuk bergerak.
Terkadang aku berfikir, mungkin Tuhan menciptakan negeri ini dalam kondisi bad mood. Hingga kawan, jika kau berkunjung ke negeri ini, kau hanya akan menemukan muka yang kusut , semrawut, penuh emosi, tarik urat leher, dan lain-lain.
Rasanya airmata ini telah habis untuk menyampaikan kesedihanku melihat suasana yang jauh dari kedamaian ini. Tuhan, tidakkah kau beri sedikit kehangatan pada negeri ini? Agar negeri ini tak selalu kering.
Tuhan, aku rindu kehangatan itu. Aku rindu canda tawa itu. Aku rindu kedamaian itu. Aku rindu asa yang senantiasa terpupuk. Aku rindu harap yang senantiasa tertanam. Aku rindu pada setiap detak yang bergerak dinamis, hangat, damai, seru, etc.
Designed by Animart Powered by Blogger